THANK YOU FOR YOUR VISIT TO MY BLOG

Rabu, 18 September 2013

KEISTIMEWAAN TIMNAS - U19

Timnas U-19 yang sedang berlaga di ajang Piala AFF U-19 mendapat sorotan yang cukup besar dari publik. Siaran langsung setiap pertandingan memudahkan segenap pecinta sepak bola di tanah air untuk menyaksikan Garuda Muda berlaga. Stadion Gelora Delta Sidoarjo pun nampak dipenuhi oleh suporter Merah Putih.
Obrolan hangat di jejaring sosial semakin menegaskan bahwa publik memang benar-benar memperhatikan timnas U-19 ini. Ini tim yang diharapkan mampu memberikan gelar juara Piala AFF yang belum pernah diraih seniornya. Lebih jauh, harapan publik begitu besar untuk tim ini lantaran inilah kerangka tim senior masa depan Indonesia. Rata-rata pemainnya masih berusia 17-18 tahun.
Namun, pertanyaan menarik kemudian muncul, apa yang membuat tim ini berbeda jika dibandingkan dengan tim senior, U-23, maupun timnas kelompok umur lainnya.
Sebenarnya tidak banyak yang berbeda antara timnas U-19 ini dengan timnas senior maupun kelompok umur. Dilihat dari segi permainan, timnas ini masih mengkombinasikan umpan pendek dengan umpan panjang. Sektor sayap masih menjadi andalan untuk merusak pertahanan lawan.
Sejak era Antun Tony Pogacnik, serangan melalui sayap kanan dan kiri yang mengandalkan kecepatan sprint pendek masih menjadi idola. Banyak yang bilang, di sinilah letak kekuatan sepak bola Indonesia. Jadi, secara umum jelas tim asuhan Indra Sjafri ini tidak punya gaya bermain yang benar-benar berbeda dengan timnas lainnya. Lantas, apa yang membuatnya spesial?

EVAN DIMAS PEMBEDA

Sederhana saja, tim ini memiliki Evan Dimas dan punya kemampuan memberi umpan yang baik. Terlebih pada umpan-umpan pendeknya. Di Indonesia, bisa memberikan umpan dengan benar dan sampai ke rekan sudah bisa dibilang prestasi karena selama ini kita punya kendala dalam memberikan umpan. Lantaran tidak bisa menghasilkan umpan pendek yang baik, akhirnya dipilihlah umpan panjang dari belakang langsung ke depan yang sering dengan mudah dipatahkan lawan.
Indra Sjafri pantas bersyukur dirinya memiliki seorang Evan Dimas. Dan nampaknya Evan Dimas juga telah menjadi pemain kesayangan Indra Sjafri. Evan Dimas merupakan kapten Garuda Muda yang menjuarai HKFA International Youth Invitation Tournament di Hongkong 2012 lalu. Tim itu juga diarsiteki oleh Indra Sjafri.
Evan menjadi jawaban dari miskinnya pemain bertipe playmaker yang dihasilkan oleh Indonesia. Mampu menjadi jenderal lapangan tengah yang mampu mengatur serangan dengan sangat baik.
Dia mengatur serangan dari bawah. Jika ada kesempatan dia bisa pula menjadi penyelesai akhir yang menawan. Sejauh ini Evan Dimas sudah mencetak lima gol. Terbanyak di antara rekan setimnya dan hanya kalah dari penyerang Vietnam, Nguyen Van Toan dalam perburuan gelar pencetak gol terbanyak turnamen.
Kekuatan pemuda bernama lengkap Evan Dimas Darmono ini terletak pada akurasi umpan dan visi bermain. Dia tipe pemain yang cerdas. Bisa mengatur serangan sekaligus mencari celah di pertahanan lawan untuk memperoleh peluang mencetak gol.
Pertandingan melawan Brunei Darussalam, Evan Dimas memang tidak mencetak gol. Tetapi menurut data dari @labbola, dia menghasilkan dua assists dan akurasi umpannya mencapai 91%, 87 umpannya tepat sasaran dari 95 kali percobaan umpan.
Sebagai kapten tim, Evan Dimas memimpin rekan-rekannya dengan sangat baik melalui kerja keras dan karakternya yang tenang. Dia seakan memberi contoh nyata bagi teman setimnya bagaimana bermain sepak bola yang baik dan benar. Walaupun masih berusia 18 tahun, Evan Dimas mampu mengontrol emosinya dengan baik dan menenangkan rekan setimnya jika ada insiden di lapangan. Sikapnya ini mengingatkan pada kepemimpinan Bambang Pamungkas semasa masih menjadi kapten tim nasional.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...