THANK YOU FOR YOUR VISIT TO MY BLOG

Rabu, 12 Februari 2014

IN MEMORIAM "SANG MUSAFIR CINTA" PATER PETRUS WANI SVD

.... Bagi Pater Piet Wani  hidup adalah musik dan musik adalah hidup itu sendiri…


P. Petrus Wani, SVD dilahirkan di Ende, 4 Januari 1953 dari pasangan Bapak Martinus Soo dan Mama Maria Soo yang berasal dari Maunori. Pendidikan dasar diselesaikan di Tariako, tahun 1965. Usai tamat pendidikan dasar, ia masuk SMP Kotagoa Boawae. Setahun kemudian ia masuk Seminari Menegah St. Yohanes Berchmans Mataloko dari tahun 1966-1973. Selepas seminari menengah, ia melamar masuk SVD, dan kemudian menjalani masa novisiat di Ledalero dari 1974-1975. Pada tahun 1976, ia memulai studi filsafat dan teologi di Ledalero. Tahun 1978-1979, ia menjalani masa praktek pastoral di Paroki Katedral Atambua. Ia ditahbiskan menjadi diakon pada tahun 1982. Pada tanggal 18 Juli 1983 ditahbiskan menjadi imam oleh Mgr. Hubert Ernst dari Breda, Belanda.
Selama masa pendidikannya sebagai calon imam, ia sudah menunjukkan bakat musiknya secara sangat menonjol di kalangan para frater di Ledalero. Beberapa lagu misa digubahnya dan ia juga pernah memimpin sebuah orkestra para frater dalam sebuah tour musik di beberapa kota keliling NTT, atas prakarsa dari Gubernur Ben Boi.
Karena musiknya ini, maka langsung sesudah tahbisannya, ia mendapat penugasan dari pimpinan tarekat untuk belajar musik di Roma. Tahun 1984-1989, ia harus belajar pada SMK Jurusan Musik “San Tomasso da Vittoria”. Baru setelah itu, tahun 1989, ia diterima masuk Universitas “Pontificio della Musica Sacra” di Roma. Sesudah menyelesaikan tingkat Bacheloriato dalam dua tahun, ia melanjutkan studinya ke program magister, yang diselesaikannya dengan sangat gemilang pada tahun 1991, dengan gelar Maestro della Musica Sacra, satu-satunya dari Indonesia, dan satu-satunya dalam SVD sejagad.

           Tahun 1992, ia kembali ke Indonesia dan ditempatkan di SFTK Ledalero. Di Ledalero sempat menjabat sebagai sekretaris eksekutif pada Sanggara Musik Arnoldus. Kemudian pada tahun 1986, ia diangkat sebagai Ketua Sanggar Musik Arnoldus. Pada tahun 1999, ia dipindahkan tugaskan ke Unwira. Selain menjadi dosen di Jurusan Sendratasik Unwira, ia juga menjabat sebagai rektor biara Soverdi Oebufu.
Di samping keterlibatannya dalam Sanggar Musik Arnoldus dan Sendratasik Unwira serta kelompok-kelompok binaan di Kupang, Pater Piet juga terlibat dalam beberapa organisasi profesi, antara lain anggota tetap Consocietatio Internationalis Musicae Sacrae (CIMS) yang berpusat di Roma, serta anggota Asosiasi Komponis Indonesia yang berkedudukan di Yogyakarta.
Musik memang tidak dapat dipisahkan dari hidup Pater Piet. Bagi Pater Piet, hidup adalah musik dan musik adalah hidup itu sendiri. Malah kepribadiannya itu sendiri ibarat sebuah orkes simfoni yang tak penah berhenti kumandang; sebuah perpaduan yang harmonis antara syair dan melodi, yang diramu dalam tempo dan dinamika yang unik dan spesial.

 @@ SumBer :http://nagekeobersatu.wordpress.com/category/tokoh/p-petrus-wani-svd/.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DEMI KELANGSUNGAN BLOG INI KOMENTLAH DENGAN BENAR DAN SOPAN

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...