.... Bagi Pater Piet Wani hidup adalah musik dan musik adalah hidup itu sendiri…
P. Petrus Wani, SVD dilahirkan di Ende, 4 Januari 1953 dari pasangan
Bapak Martinus Soo dan Mama Maria Soo yang berasal dari Maunori.
Pendidikan dasar diselesaikan di Tariako, tahun 1965. Usai tamat
pendidikan dasar, ia masuk SMP Kotagoa Boawae. Setahun kemudian ia masuk
Seminari Menegah St. Yohanes Berchmans Mataloko dari tahun 1966-1973.
Selepas seminari menengah, ia melamar masuk SVD, dan kemudian menjalani
masa novisiat di Ledalero dari 1974-1975. Pada tahun 1976, ia memulai
studi filsafat dan teologi di Ledalero. Tahun 1978-1979, ia menjalani
masa praktek pastoral di Paroki Katedral Atambua. Ia ditahbiskan menjadi
diakon pada tahun 1982. Pada tanggal 18 Juli 1983 ditahbiskan menjadi
imam oleh Mgr. Hubert Ernst dari Breda, Belanda.
Selama masa pendidikannya sebagai calon imam, ia sudah menunjukkan
bakat musiknya secara sangat menonjol di kalangan para frater di
Ledalero. Beberapa lagu misa digubahnya dan ia juga pernah memimpin
sebuah orkestra para frater dalam sebuah tour musik di beberapa kota
keliling NTT, atas prakarsa dari Gubernur Ben Boi.
Karena musiknya ini, maka langsung sesudah tahbisannya, ia mendapat
penugasan dari pimpinan tarekat untuk belajar musik di Roma. Tahun
1984-1989, ia harus belajar pada SMK Jurusan Musik “San Tomasso da
Vittoria”. Baru setelah itu, tahun 1989, ia diterima masuk Universitas
“Pontificio della Musica Sacra” di Roma. Sesudah menyelesaikan tingkat
Bacheloriato dalam dua tahun, ia melanjutkan studinya ke program
magister, yang diselesaikannya dengan sangat gemilang pada tahun 1991,
dengan gelar Maestro della Musica Sacra, satu-satunya dari Indonesia,
dan satu-satunya dalam SVD sejagad.
Tahun 1992, ia kembali ke Indonesia dan ditempatkan di SFTK Ledalero.
Di Ledalero sempat menjabat sebagai sekretaris eksekutif pada Sanggara
Musik Arnoldus. Kemudian pada tahun 1986, ia diangkat sebagai Ketua
Sanggar Musik Arnoldus. Pada tahun 1999, ia dipindahkan tugaskan ke
Unwira. Selain menjadi dosen di Jurusan Sendratasik Unwira, ia juga
menjabat sebagai rektor biara Soverdi Oebufu.
Di samping keterlibatannya dalam Sanggar Musik Arnoldus dan
Sendratasik Unwira serta kelompok-kelompok binaan di Kupang, Pater Piet
juga terlibat dalam beberapa organisasi profesi, antara lain anggota
tetap Consocietatio Internationalis Musicae Sacrae (CIMS) yang berpusat
di Roma, serta anggota Asosiasi Komponis Indonesia yang berkedudukan di
Yogyakarta.
Musik memang tidak dapat dipisahkan dari hidup Pater Piet. Bagi Pater
Piet, hidup adalah musik dan musik adalah hidup itu sendiri. Malah
kepribadiannya itu sendiri ibarat sebuah orkes simfoni yang tak penah
berhenti kumandang; sebuah perpaduan yang harmonis antara syair dan
melodi, yang diramu dalam tempo dan dinamika yang unik dan spesial.
@@ SumBer :http://nagekeobersatu.wordpress.com/category/tokoh/p-petrus-wani-svd/.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
DEMI KELANGSUNGAN BLOG INI KOMENTLAH DENGAN BENAR DAN SOPAN